Cara Menulis Skenario dan Membuat Film


 Contoh skenario film pendek PKBM WONG SING GESIT

NASKAH SKENARIO

JUDUL     : EMAK

PENULIS.      : Murhananto


1. EXT. PASAR –  SIANG

Establish sebuah pasar Jombang di pinggiran Jakarta. Orang ramai berbelanja.


2. EXT. PASAR – DEPAN TOKO SEMBAKO –  SIANG

Kevin, 23 tahun, memanggul karung terigu. HP di sakunya berbunyi. Kevin meletakkan karung, mengangkat HP.

KEVIN

Halo, Mbak Asih. 


3. INT. RUMAH EMAK – TERAS –  SIANG

Asih, wanita 27 tahun, bicara di HP sambil duduk di kursi sederhana khas desa. 

ASIH

Cepet pulang. Emak kangen. 


4. EXT. PASAR – DEPAN TOKO SEMBAKO –  SIANG

Kevin bicara di HP.

KEVIN

Belum bisa. Aku masih kerja, Mbak.



5. INT. RUMAH EMAK – TERAS –  SIANG

Asih masih bicara di HP. 

ASIH

Emak sakit. Yang disebut cuma namamu. Buat Emak, aku udah nggak dianggep. Yang ada di hati Emak, cuma kamu.

 Asih melihat ke HP. 

ASIH (C’td)

Halooo…. Kevin! Halo…. 

Asih kecewa. 

ASIH (C’td)

Ditelpon malah dimatiin. Dasar anak nggak berbakti.


6. EXT. PASAR – DEPAN TOKO SEMBAKO –  SIANG

Kevin meletakkan karung yang dipanggulnya ke sebuah mobil bak. Ia menerima tip dari sopir. Lalu, ia bergegas menuju toko lain. 


7. EXT. PASAR – DEPAN TOKO KELONTONG –  SIANG

Kevin meletakkan tas belanja di sebuah bagasi mobil. Ia menerima tip dari pemilik mobil.


8. EXT. PASAR – WARUNG KOPI –  SIANG

Kevin menyeruput kopi panas sambil sesekali mengelap keringat dengan lengannya. Tiba-tiba ia melompat dan berlari meninggalkan kopi. Idah, pemilik warung berteriak cepat. 

IDAH

Woi! Belum bayar….


KEVIN (OS)

Sebentar!


Tak lama Kevin kembali.


KEVIN (OS)

Keduluan Tarmin….

Kevin melanjutkan menyeruput kopi. 


9. INT. RUMAH EMAK – KAMAR EMAK –  SIANG

Emak, 55 wanita tahun, terbaring di ranjang sederhana. Memunggungi Asih.


ASIH

Emak nggak usah nunggu Kevin. Dia sibuk. Belum bisa pulang. 

Emak diam. Asih menghela napas.


10. EXT. PASAR  – DEPAN WC UMUM –  SORE

Kevin memakai sarung, duduk menghitung uang. Dirjo, 22 tahun mendekat. Pasar sepi.


DIRJO

Udah cukup?


KEVIN

Bulan ini aku nggak pulang. Mau aku tabung. 

Dirjo menatap Kevin dengan heran. 


DIRJO

Maksudnya gimana, Kang?


KEVIN

Mau aku pake ngontrak. Sumpek aku,  tinggal di pasar terus.


DIRJO

Ngawur! Kamu kudu nengok emak!


Dirjo bicara dengan keras. Kevin perlahan menatap Dirjo dengan amarah. 


KEVIN

Hei, Dirjo. Kok kamu mbentak aku? Mau pulang apa enggak, itu urusanku. Itu emakku!


DIRJO

Aku emang bukan siapa-siapa. Cuma temanmu. Kamu enak masih punya emak. Aku enggak. Emakku udah meninggal. Kalau udah nggak punya emak, pulang kampung itu anyep.


Dirjo bicara dengan lembut sambil matanya menerawang. 


DIRJO (C’td)

Setiap kamu cerita emak, aku kayak ikut punya emak. Emakmu udah kayak emakku.


Kunto terdiam. Mata Dirjo berkaca-kaca menahan kesedihan.


11. INT. RUMAH EMAK  – TERAS –  SORE

Asih sedang duduk di teras. Ninis, 21 tahun, datang sambil membawa bungkusan makanan.


NINIS

Assalamualaikum.


ASIH

Waalaikumsalaam.


NINIS

Emak masih sakit, Mbak? 


ASIH

Masih. Makanya, jangan seminggu sekali. Kalau perlu, tiap hari kesini. 


NINIS

Ninis bawa lodeh, kesukaan Emak. 


Asih diam, Ninis menghela napas, lalu masuk ke dalam. 


12. EXT. PASAR  – DEPAN WC UMUM –  SORE

Dirjo duduk di sebelah Kevin.

DIRJO

Mestinya kamu sering nengok emak.


KEVIN

Kondisiku berat. Rejekiku seret…


Dirjo meletakkan telunjuknya di dekat bibir Kevin, memintanya berhenti bicara.


DIRJO

Kamu ini kayak yang nggak percaya ama yang ngasih rejeki.


Kevin tertunduk. Dirjo menghela napas, lalu melanjutkan bicara.


DIRJO (C’td)

Kejar berkahnya, bukan jumlahnya. Dikit kalau berkah, bakal cukup.


KEVIN

Apa hubungannya sama emak? 



DIRJO

Berkah rejekimu ada di ridho emakmu. 


Kevin menatap Dirjo, lalu menghela napas.


13. INT. RUMAH EMAK  – KAMAR EMAK –  SORE

Ninis menyuapi Emak. Emak memunggungi Ninis. Ninis mencoba membujuk Emak.


14. INT. RUMAH EMAK – TERAS –  SORE

Asih masih duduk. Ninis keluar dari kamar Emak. 


NINIS

Emak nggak mau makan lodehku.


ASIH

Bukan cuma lodehmu. Emak cuma kangen ama Kevin.


NINIS

Mas Kevin udah ditelpon, Mbak? 


ASIH

Udah. Hampir tiap hari. Anak laki-laki nggak berbakti. Dikangeni Emak, nggak peduli.


Ninis terdiam, memainkan kuku tangannya. 



15. EXT. PASAR  – DEPAN WC UMUM –  SORE

Dirjo meletakkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan lima puluh ribuan di tangan Kevin.


DIRJO

Kalau pulang, titip buat Emak.


Kevin hanya memandang haru pada Dirjo. 


16. INT. RUMAH EMAK – TERAS –  SORE

Asih dan Ninis duduk berdekatan. 


ASIH

Apa Emak tinggal sama kamu aja?


NINIS

Nggak bisa, Mbak. Ninis masih numpang di rumah mertua. 


ASIH

Anak Emak ada tiga. Aku, Kevin, sama kamu. Ngerawat Emak itu bukan kewajiban, tapi kesempatan. Aku udah tiga tahun ngerawat Emak. Sekarang giliran kamu, Nis.


NINIS

Nggak bisa, Mbak. 


ASIH

Nggak bisa apa nggak mau? Ngerawat Emak itu kunci surga.


NINIS

Kunci surganya, buat Mbak Asih aja.


Ninis bicara sambil berdiri dan pulang.


ASIH

Ninis!


17. EXT. JAKARTA – PAGI

Established kota Jakarta. 


18. EXT. TERMINAL  – PAGI

Keriuhan Terminal Jombang. Tampak Kevin berjalan memanggul tas ransel. Beberapa bis lewat. Kevin naik ke bis. 


19. EXT. JALAN RAYA  – BIS - PAGI

Tampak Kevin duduk di dalam bis. Pandangannya kosong.


20. EXT. DESA – JALAN DESA - PAGI

Tampak Kevin melintas, dibonceng oleh tukang ojek kampung.


21. EXT. RUMAH EMAK – PAGI

Kevin turun dari ojek, membayar dan masuk ke rumah.


KEVIN

Emaaaak!!!


22. INT. RUMAH EMAK - SIANG

Tampak Kevin memijit punggung Emak.


ASIH (OS)

Jadi anak laki-laki itu harus berbakti sama orangtua. Terutama Emak. Jangan sibuk sama diri sendiri. Ngerawat Emak itu, kunci surga.


23. INT. RUMAH EMAK – KAMAR EMAK - PAGI

Asih masuk ke kamar Emak. Kamar Emak sudah kosong. Secarik kertas bertuliskan : Kunci surganya aku bawa ke kota! Mata Asih berkaca-kaca. Ia berlari keluar kamar. 


24. INT. RUMAH EMAK – TERAS - PAGI

Asih keluar dari kamar Emak. Ia berhenti di depan rumah, memandang ke jalan. Air matanya menetes di pipi.


BLACK OUT

JUDUL : EMAK



25. EXT. PASAR  – DEPAN WC UMUM –  PAGI

Kevin menyuapi Emak. Emak duduk di kursi panjang,  tampak bahagia dan manja pada Kevin. 


KEVIN

Makan yang banyak, Mak.


Dirjo datang tergesa sambil membawa bungkusan. 


DIRJO

Mak, ini aku bawain telur mata sapi buat lauk. Biar makannya semangat.


Kevin memandang ke Dirjo. Dirjo merasa diinterogasi. 


DIRJO (C’td)

Iya, Emakmu… tapi kan udah kayak Emakku juga.


Kevin dan Dirjo saling tersenyum. Kevin melanjutkan menyuapi Emak dibantu Dirjo. 



END


Komentar